Setelah membaca artikel ini... terserah kalian pula untuk
melakukannya.... karena ini sesuai dengan keinginan kalian dan pendapat
kalian... dan artikel ini juga belum tentu kalian percayai benar adanya
karena kalian mempunyai guru, penafsiran, pendapat yang mungkin berbeda
....
Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, maka malaikat mendoakan (orang yang berdoa) pula"...
Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, maka malaikat mendoakan (orang yang berdoa) pula"...
Sesama muslim seyogyanya saling mendoakan agar saudara kita
senantiasa dalam kebaikan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Orang yang mendoakan saudaranya, mendapat balasan didoakan oleh
malaikat. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Apabila seorang muslim mendoakan kebaikan untuk
saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, maka malaikat mendoakan (orang yang
berdoa) pula: ’Semoga engkau memperoleh kebaikan juga’/’ (HR.
Muslim dari Abu Darda’ ra.)
Nabi Muhammad saw.
sendiri pernah minta didoakan oleh Umar bin Khoththob ra. Diriwayatkan dalam
hadits, suatu ketika Umar ra meminta
izin kepada Rosulullah saw. untuk pergi mengerjakan umroh. Beliau
mengizinkannya seraya bersabda, "Wahai saudaraku, janganlah engkau lupakan
kami dalam doamu.’’ Menanggapi permintaan Nabi saw. tersebut, Umar berkomentar,
“Itu adalah suatu ungkapan yang sangat menggembirakan saya. Dan ungkapan itu
lebih berharga bagiku daripada dunia." (HR. Abu Dawud dan
Tirmizi)
Bagaimana
dengan doa kita untuk teman-teman kita yang sudah meninggal dunia? Diterima
atau ditolakkah?
Percayalah doa kita yang berisi memohonkan
ampunan kepada teman-teman kita yang telah meninggal dunia, isya Allah diterima
oleh Allah SWT. Dasarnya sudah jelas. Bukankah sholat-sholat jenazah atau sholat gaib yang
kita lakukan itu berisi bacaan doa kepada Allah SWT memohonkan ampunan bagi si
mayat. Memohonkan kebaikan buat si mayat baik di alam kuburnya, maupun di
akhirat kelak.
Masih mau bukti? Bukankah kalau kita ziarah kubur, dicontohkan
oleh Muhammad Rosulullah saw. mendoakan para ahli kubur di pemakaman yang kita
kunjungi. Nabi saw. sering mengajarkan kepada para sahabat agar jika berziarah
kubur mengucapkan: "Assalaamu
’alaikum ahlad diyaari minal mukmi- niina wal muslimiina wa innaa insyaa
Allaahu bikum Laachiquun. As Alullaaha lanaa walakumul ’aafiyah (Salam sejahtera semoga
terlimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan orang- orang mukmin dan
muslim, dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Semoga Allah melimpahkan
keselamatan kepada kami dan kepada kalian." (HR. Muslim dari Buroidah ra.)
Jika doa kita
untuk orang lain yang telah meninggal dunia tidak sampai kepadanya, lalu buat
apa Nabi Muhammad Rosulullah saw. mengajarkan bacaan semacam itu kepada para
sahabatnya jika berziarah kubur? Bukankah bacaan di atas berisi doa untuk orang
mati.
Jadi sebaiknya umat Islam harus
bersikap kritis kepada para ustadz-ustadznya. Tanyakan kepada mereka
dalil-dalilnya dan alasan-alasannya jika mereka mengeluarkan ceramah yang
bertentangan dengan hadits yang sudah dijadikan kebiasaan oleh ulama terdahulu
(salaf). Selain bertanya langsung, sebaiknya saudara juga menyempatkan diri
membaca buku-buku tentang ajaran Islam, terutama terjemahan Al-Qur’an dan
hadits-hadits yang shohih. Agar saudara tidak hanya ikut-ikutan, namun juga
menjadi filter.
Sumber :
thank's
BalasHapus